Senin, 21 Agustus 2017

Benarkah Sabun Bisa Rusak Kualitas Sperma?

Paraben, bahan kimia yang biasa ditemukan di sabun dan produk kosmetik lainnya, dikaitkan dengan penurunan kualitas sperma pria. Hal ini dibuktikan dengan studi terbaru di Polandia.

Joanna Jurewicz, yang Nofer Institute of Occupational, Lodz, Polandia Medicine, melakukan studi tentang efek dari sabun yang mengandung paraben untuk 315 orang. Akibatnya, pria yang menggunakan paraben yang mengandung sabun memiliki kadar testosteron lebih rendah, bentuk sperma tidak normal, dan gerakan lambat.

Joanna mengatakan bahwa hal ini menurunkan kualitas sperma, yang meningkatkan risiko infertilitas pria. Para periset juga menemukan bahwa paraben mempengaruhi pembentukan DNA, di mana sperma menjadi lebih sulit bergerak dan tidak bisa berenang untuk mencapai ovum.

"Untuk menghindari penggunaan paraben sangat sulit karena digunakan secara luas, semua bisa kita lakukan adalah meminimalkan paparan paraben menggunakan produk paraben perawatan diri bebas," kata Joanna, dikutip Reuters.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine, para peneliti mengatakan bahwa paraben dapat mempengaruhi sistem hormonal, reproduksi, saraf terhadap kekebalan tubuh. Sayangnya, belum diketahui berapa banyak paparan yang bisa mempengaruhi kesehatan.

"Tidak ada yang mengerti bagaimana manusia kesehatan atau betapa berbahayanya adalah mekanisme paraben buruk," kata Marisa Bartolomei, University of Pennsylvania Perelman School of Medicine di Philadelphia.

Selain kesuburan pria, paraben juga terkait dengan kanker payudara. Periset sudah tahu bahwa paraben sedikit menyerupai fungsi hormon estrogen wanita. Sedangkan hormon estrogen itu sendiri merupakan faktor risiko kanker payudara.

Sebuah penelitian sehatituaku.com di tahun 2004 menemukan paraben pada sampel jaringan kanker payudara, namun 99 persen paraben dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk kosmetik dan makanan.

The American Cancer Society mengatakan bahwa 99 persen orang benar-benar terpapar paraben setiap hari, namun sampai batas tertentu mereka aman bagi manusia. Sebuah penelitian di tahun 2002 juga menunjukkan, tidak ada bukti peningkatan risiko kanker pada pengguna parfum dan deodoran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar