Jumat, 08 September 2017

Mengapa Kulit Pria Lebih Lama Mengalami Penuaan Dibanding Wanita?

Penuaan kulit pasti akan terjadi pada semua orang. Namun, pada pria, penuaan akan lambat sehingga penampilan mereka mungkin lebih muda dari pada wanita.

Menurut Dr. Srie Prihianti Gondokaryono, SpKK, PhD, kulitnya memiliki tiga lapisan, mulai dari yang terluar, epidermis, dermis dan hypodermis.

"Nah, keuntungan pria di lapisan tengah dermis, serat kolagen dan elastin lebih tebal. Investigasi mengatakan ada perbedaan antara 15 tahun (pria dan wanita), jika misalnya, keduanya tidak diobati pada usia yang sama, "kata Srie saat peluncuran sabun cair Nivea Men di Jakarta, Selasa (9/9/2017).

Meski penuaan dini pada pria lebih lambat, namun Srie ingat bahwa prosesnya terlihat tanpa pengaruh kesehatan dan pengobatan eksternal.

Sayangnya, apa yang terjadi hari ini lebih rajin wanita melakukan perawatan kulit dibanding pria, sehingga hasilnya akan terlihat lebih muda.

Karena itu, dokter di Klinik Erha Pondok Indah ini menyarankan agar pria juga rajin merawat. Tidak sulit melakukan perawatan, memang cukup rajin membersihkan wajah dan bila ada masalah seperti jerawat segera diatasi.

Selain itu, jika sudah terlihat penuaan bisa dilakukan dengan menggunakan perawatan anti penuaan.

Senin, 21 Agustus 2017

Benarkah Sabun Bisa Rusak Kualitas Sperma?

Paraben, bahan kimia yang biasa ditemukan di sabun dan produk kosmetik lainnya, dikaitkan dengan penurunan kualitas sperma pria. Hal ini dibuktikan dengan studi terbaru di Polandia.

Joanna Jurewicz, yang Nofer Institute of Occupational, Lodz, Polandia Medicine, melakukan studi tentang efek dari sabun yang mengandung paraben untuk 315 orang. Akibatnya, pria yang menggunakan paraben yang mengandung sabun memiliki kadar testosteron lebih rendah, bentuk sperma tidak normal, dan gerakan lambat.

Joanna mengatakan bahwa hal ini menurunkan kualitas sperma, yang meningkatkan risiko infertilitas pria. Para periset juga menemukan bahwa paraben mempengaruhi pembentukan DNA, di mana sperma menjadi lebih sulit bergerak dan tidak bisa berenang untuk mencapai ovum.

"Untuk menghindari penggunaan paraben sangat sulit karena digunakan secara luas, semua bisa kita lakukan adalah meminimalkan paparan paraben menggunakan produk paraben perawatan diri bebas," kata Joanna, dikutip Reuters.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine, para peneliti mengatakan bahwa paraben dapat mempengaruhi sistem hormonal, reproduksi, saraf terhadap kekebalan tubuh. Sayangnya, belum diketahui berapa banyak paparan yang bisa mempengaruhi kesehatan.

"Tidak ada yang mengerti bagaimana manusia kesehatan atau betapa berbahayanya adalah mekanisme paraben buruk," kata Marisa Bartolomei, University of Pennsylvania Perelman School of Medicine di Philadelphia.

Selain kesuburan pria, paraben juga terkait dengan kanker payudara. Periset sudah tahu bahwa paraben sedikit menyerupai fungsi hormon estrogen wanita. Sedangkan hormon estrogen itu sendiri merupakan faktor risiko kanker payudara.

Sebuah penelitian sehatituaku.com di tahun 2004 menemukan paraben pada sampel jaringan kanker payudara, namun 99 persen paraben dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk kosmetik dan makanan.

The American Cancer Society mengatakan bahwa 99 persen orang benar-benar terpapar paraben setiap hari, namun sampai batas tertentu mereka aman bagi manusia. Sebuah penelitian di tahun 2002 juga menunjukkan, tidak ada bukti peningkatan risiko kanker pada pengguna parfum dan deodoran.